Keindahan Tersembunyi di dalam PLTA Saguling
Siapa sangka, ada tempat indah yang tersembunyi di dalam kawasan PLTA Saguling! Sanghyang Heuleut, terletak tepat di dalam kawasan PLTA Saguling yang beralamat di Kp, Cipanas, Rajamandala Kulon, Kec. Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Jika dari Kota Bandung, kita akan melewati jalanan Bandung Barat yang identik dengan mobil-mobil bermuatan besar dan tak jarang menimbulkan kemacetan. Sehingga, kita perlu menempuh perjalanan sekitar 2 jam menggunakan kendaraan bermotor.
Menurut informasi warga setempat, ada 2 pintu masuk menuju Sanghyang Heuleut. Pertama, pintu masuk sesuai dengan Google Maps, pintu masuk ini masih tergolong baru dan bukan dikelola oleh warga setempat. Katanya, jalanannya jelek dan sangat menanjak juga menurun sehingga perlu bantuan kayu panjang atau bahkan tracking pole sebagai alat bantunya. Terbukti saat ditengah perjalanan aku bertemu dengan teteh-teteh yang sedang memengang kayu panjang.
Nah pintu masuk kedua inilah yang dikelola oleh warga. Saat itu aku cukup bingung dengan rute maps sehingga aku memutuskan untuk bertanya pada warga sekitar. Katanya "Kesana aja neng, nanti kalau udah deket pipa besar ada tulisan Sanghyang Heuleut". Benar saja, ternyata letaknya tak jauh dari tempat pipa besar itu. Sepertinya pipa besar itu merupakan bagian dari PLTA Saguling.

Harga tiket masuknya sangat terjangkau! Hanya dengan Rp 8.000 kita sudah bisa menikmati keindahan alam yang tersembunyi di dalam PLTA Saguling. Saat itu aku dan temanku menjadi tamu yang pertama datang di hari tersebut. Bahkan, ibu dan bapak penjualnya masih asyik nangkring di parkiran. "Kalau belum ada pengunjung mah ibu gak kesana neng, jadi nanti kesananya bareng sama yang dateng pertama kayak neng ini" kata ibu tersebut. Bersama ibu dan bapak penjual, kami mendapat banyak wawasan tentang Sanghyang Heuleut. Ditemani melewati jalur yang landai, indah dan menyenangkan. Kami melewati kebun-kebun, bebatuan sungai, hingga sebuah Gua yang bernama Gua Sanghyang Poek!
Begitu sampai, kami langsung disuguhi dengan pemandangan jernihnya air Sanghyang Heuleut. Warnanya begitu cantik dibawah teriknya matahari. Sangat menggoda untuk bermain disana. Masih ingat dengan ibu dan bapak yang sering aku sebutkan itu? Sang bapak ternyata menyewakan pelampung dengan harga Rp 20.000/orang dan sang ibu merupakan penjaga warung disana. Seru sekali berenang dibawah teriknya matahari, terasa adem dan menyejukkan. Disana ada batu besar setinggi 2m, kita bisa naik batu tersebut lalu loncat kedalam air. Sangat seru bukan?
Bermain air ditutup dengan temanku yang iseng bertanya tentang hewan apa saja yang biasanya ada disana, lalu dengan santainya ibu warung menjawab "Kalau sore mah biasanya suka ada ular neng, kadang-kadang babi juga". Temanku mendengar itu langsung menegaskan untuk berhenti bermain air dan segera bersih-bersih lalu bersiap untuk pulang. Sayang sekali, padahal aku masih senang bermain air disana...
ini juga ga kalah seru gaisss cuman emang minusnya jangan sore banget ya kalau mau turunyya kita aja takut ada babi hutan 😍
BalasHapus