Liburan Menegangkan dikejar Monyet Tahura!

Sebagai warga Bandung, siapa yang tidak tau Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda? Tahura kerap kali dijadikan destinasi wisata oleh warga Bandung, luar Bandung, bahkan hingga turis mancanegara. Tiket masuk Tahura hanya Rp 17.000 untuk warga lokal dan Rp 57.000 untuk turis mancanegara. Dengan harga tiket yang murah, kita bisa menikmati keindahan alam sambil berwisata sejarah dan juga berburu kuliner di Taman Hutan Raya.

Selain menikmati keindahan alamnya yang asri, orang-orang mengunjungi Tahura untuk berolahraga: trekking tipis-tipis katanya. Di dalam Tahura kita bisa mengunjungi Goa Jepang, Goa Belanda, Penangkaran Rusa, Air Terjun Maribaya, hingga Tebing Keraton, yang mana tempatnya cukup jauh dari pintu masuk Tahura. Setelah pintu masuk, kita akan melewati Goa Jepang ataupun Goa Belanda. Aku dengar informasi dari pengunjung lain, katanya, kalau kita melalui Goa Jepang itu jalannya lebih jauh, jadi lebih baik melalui Goa Belanda saja. Setelah melewati Goa Belanda, kita akan disuguhi pemandangan pohon-pohon yang menjulang tinggi sehingga sepanjang perjalanan tidak akan begitu kepanasan karena terpapar sinar matahari. Tak jarang monyet-monyet diatas pohon akan menghampiri pengunjung yang lewat untuk mencuri makanan. Sebaiknya kalian jangan mengeluarkan makanan saat sedang trekking di Tahura. Menuju Penangkaran Rusa, kita harus berjalan selama kurang lebih 1 jam, menuju Air Terjun Maribaya kita harus berjalan selama kurang lebih 2 jam, sedangkan menuju Tebing Keraton aku tidak begitu tau, karena selama beberapa kali ke Tahura energiku sudah terkuras habis untuk mencapai Air Terjun Maribaya. 

Aku beberapa kali mengunjungi Tahura. Dulu, jalanannya masih bebatuan, cukup sakit jika kita hanya menggunakan sepatu running, lalu setahun setelahnya, aku kembali mengunjungi Tahura ternyata jalannya sedang di perbaiki sehingga akses menuju Air Terjun Maribaya ditutup. Terakhir kali mengunjungi Tahura sekitar pertengahan 2024, jalanan yang waktu itu di perbaiki sudah selesai, aksesnya menjadi lebih mudah dan pemula friendly. Terakhir kali mengunjungi Tahura menjadi momen yang tidak akan pernah aku lupakan. Saat itu aku sedang banyak pikiran dan butuh menghirup udara segar, lalu dengan impulsifnya, ditengah hari yang terik, aku mengajak temanku mengunjungi Tahura. Saat itu pukul 1 siang kami baru berada di pintu masuk Tahura. Tahura masih ramai, tetapi kebanyakan orang-orang yang baru turun dan menuju pintu keluar. Semakin ke atas, semakin sepi. Hanya ada satu atau dua orang pengunjung yang naik bersama kami. Bahkan, ada saat dimana aku hanya berdua saja dengan temanku. Kami memutuskan terus berjalan tanpa istirahat. Sejujurnya, kami mengejar waktu, karena berdasarkan informasi di Google, katanya Tahura akan ditutup pukul 5 sore. Akan sangat menyeramkan jika kami terjebak ditengah hutan hanya berdua, terlebih kami sama-sama perempuan. Syukurnya, tepat pukul 2 siang kami sampai di Air Terjun Maribaya. Ternyata masih banyak pengunjung disana. Bahkan masih ada segerombolan ibu-ibu yang sedang mengadakan acaranya. Di Air Terjun Maribaya, arusnya sangat deras sehingga kita tidak bisa bermain air disana. Lalu untuk apa jauh-jauh jalan jika tidak bisa bermain air? Justru diperjalanannya yang menyenangkan! Sepanjang jalan berbincang dengan menikmati alam yang asri sangat membuat pikiran tenang. Selain itu, di sekitar Air Terjun Maribaya terdapat banyak warung. Kita bisa istirahat sambil mengisi kembali energi disana. 

Oh iya! Di awal aku menyebutkan wisata kuliner Tahura bukan? Nah! Akhir-akhir ini warung yang ada di Tahura itu sedang viral di sosial media. Salah satunya Warung Bu Kokom yang terkenal dengan perkedel dan juga es cincaunya yang segar. Tak jarang orang-orang niat untuk berjalan jauh hanya untuk mencoba perkedel Bu Kokom ini.

Pukul 4 sore perlahan pengunjung di Air Terjun Maribaya berkurang. Semakin sepi sehingga kami memutuskan untuk turun juga. Kami turun tidak hanya berdua, ada serombongan teteh-teteh dibelakang kami dan juga ada beberapa pasangan didepan kami. Pada awalnya semua baik-baik saja sampai akhirnya cukup jauh didepan kami ada serombongan aa-aa yang sedang berinteraksi dengan monyet! Betul, kalian tidak salah baca. Dengan monyet! Makhluk hidup yang selama ini kami hindari karena takut diserang, tetapi dengan tidak sopannya mereka malah mengganggu monyet tersebut. Perjalanan kami terhambat, karena monyet tersebut mengejar rombongan aa-aa tersebut. Kami sangat ketakutan! Monyet tersebut cukup besar dan juga mengejar. Meskipun bukan kami yang dikejar, tetapi euforia saat itu sangat menegangkan. Bayangkan, kami terjebak antara takut monyet itu berubah haluan menjadi mengejar kami, dan juga waktu Tahura yang akan segera tutup. Cukup lama kami terjebak dalam euforia menegangkan itu, akhirnya, monyet tersebut pergi dan kami bisa melanjutkan perjalanan. 

Tepat pukul 5 sore, kami tiba di pintu keluar Tahura. Ini merupakan perjalanan dadakan yang semuanya serba kilat dan penuh drama tetapi sangat berkesan! Meskipun banyak monyet, Tahura sangat menyenangkan untuk healing sebentar dari pengapnya Kota Bandung. Sangat cocok untuk menetralkan isi pikiran yang berisik itu. Jika kalian ada waktu luang, mampirlah ke Tahura. Aku yakin kalian tidak akan menyesal!

Komentar

  1. huhuu nostalgia bngt tempatnya emng! semua orang punya cerita di Tahura Bandung ya :)

    BalasHapus
  2. di tahura ada gajah ga kak...

    BalasHapus
  3. Inget banget pas kecil kesinii

    BalasHapus
  4. pernah masuk ke goa nya ga?

    BalasHapus
  5. yang belum kesampean ke tahura tuh ke tempat barunya yg bisa main airr untuk tracking nya aman sih emng banyak monyett seru parah kak kamu banyak pengalamannya ya

    BalasHapus
  6. mungkin monyet nya suka kamu kan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Serupa tapi Tak Sama, Sanghyang Heuleut atau Sanghyang Kenit ya?

Jangan ke Tahura kalau...

Keindahan Tersembunyi di dalam PLTA Saguling